Langsung ke konten utama

Aing tea

Foto saya
Muhammad Hafidz Fauzan
Sebenarnya tidak terlalu suka dunia tarik tangan. Tapi, masih terus berusaha untuk rajin-rajin menulis. Karena katanya dia percaya dia punya banyak hal di kepalanya yang harus dibanjur di suatu tempat. Suka makan, dan tidur, gak cuma itu masih banyak yang dia suka lakukan, tapi yang jelas dia suka Chelsea FC sebagai suatu klub sepakbola. Kontak saya di twitter @Pids29 atau tulisan yang agak serius di Medium @hafidzfz

Sedikit Resensi Buku "Tugas Cendekiawan Muslim", Ali Syariati


Sejujurnya ini adalah salah satu buku yang saya baca setelah sekian lama tidak menyelesaikan suatu buku, dibaca ketika saya merasa harus belajar banyak-banyak membaca lagi, dan dibaca ketika saya mulai ingin menyantap "buku-buku berat", dan lebih sejujurnya lagi memang terasa menemui beberapa kesulitan untuk memahami dengan baik seluruh isinya. Pada akhirnya saya memaksakan diri untuk membacanya dan menyelesaikannya dengan cukup bersusah payah - beberapa kali mengulang membaca paragraf yang sama untuk agak lebih paham - dan membuat resensi ini adalah sebagian usaha untuk memahami buku tadi sambil mengawetkannya dalam bentuk tulisan yang akan mengingatkan saya dan semoga juga dapat membantu pembaca. Ini adalah tulisan resensi milik seorang perangkum isi buku yang pemula. Sehingga masukan-masukan kiranya dapat disampaikan dan akan diterima dengan hati yang senang/

Ali Syariati merupakan seorang Pemikir Revolusioner Iran, sangat terasa ketika saya membaca buku ini. Bagaimana pemikirannya tentang Islam membawa pembaca sedemikian agar Progresif dalam ber-Islam. Pemikiran-pemikirannya cenderung kiri Islam, menolak sekedar pemikiran-pemikiran materialisme, dan pemikiran-pemikiran lain yang mengabaikan kehendak Tuhan dalam kehidupan manusia. Sebagai seorang Iran, ia adalah penganut Islam Syi'ah - dan tidak ada yang perlu dikagetkan - lebih tepatnya mungkin Islam Syi'ah Merah (yang Alawi, yang Revolusioner lagi Progresif). Buku ini adalah kumpulan-kumpulan ceramah/kuliah yang beliau berikan. Buku ini bahkan diterjemahkan Pak Amin Rais seorang Cendekiawan Muslim (sekarang politisi sih) yang dikenal tegas prinsip. Dalam pengantar yang beliau berikan disebutkan bahwa meski ada perbedaan dalam pemahaman keagamaan Sunni-Syi'ah yang merupakan warisan konflik historis lama, sedangkan yang kita perlukan sekarang adalah kerjasama membangun Islam yang sudah cukup lama mengalami stagnasi. Dan bahwa kita perlu dan harus untuk mengambil butir-butir kebenaran darimana pun datangnya.

Pada bab pertama, Syariati membahas tentang posisi manusia dalam pandangan Islam. Bahwa peradaban sekarang mendasarkan manusia pada fondasi humanisme barat yang didorong dari direndahkannya manusia dulunya dalam peradaban Barat yang terkungkung dalam dogma Agama/Gereja sehingga ketika itu kalah, kebebasan human Barat menjadi terlalu bebas dan berlaku kultus/pemujaan terhadap manusia. Syariati meskipun bukan seorang Ulama dalam arti agamawan, namun pengetahuannya tentang Al Quran bisa dikatakan cukup baik dari bagaimana ia dapat mengutip ayat-ayat Quran. Manusia dalam pandangannya sangat dekat dengan Tuhan dengan Allah dan sangat mulia dalam penciptaannya dan suci pada lahirnya. Sedikit membahas tentang pemisahaan laki-laki dan perempuan dan keutamaan manusia dari yang lain-lainnya karena ilmu pengetahuan yang dimilikinya. Dan terakhir adalah tentang bagaimana manusia pada akhirnya bisa saja justru malah jauh dari kesucian karena diberikannya daya kebebasan (Iradah) yang berpotensi manusia memiliki pilihan untuk memilih dan berbuat yang buruk. Pada akhirnya disimpulkan bahwa manusia adalah makhluk yang bi dimensional yang perlu juga agama yang bi dimensional ini sesuai Islam sehingga seimbang untuk orientasi dunia dan akhiratnya dan dapat melaksanakan misi mulia sebagai Khalifah Allah di dunia. Serta bahwa manusia tidak juga tanpa daya di hadapan Tuhan melainkan memiliki kehendak meskipun tidak mutlak karena hanya kehendak Allah lah yang dianggap mutlak.

artikel ini tidak selesai. saya sempet ganiat2 amat bikinnya sayang sekali. hehe




Komentar

Postingan populer dari blog ini

sajak kecil tentang perasaan saya yang ada kamu di dalamnya

manusia pada umumnya, dalam berbagai kesempatan, dalam berbagai lini kehidupan, dikaluti dengan rasa takut. termasuk pada hal-hal yang berkaitan dengan perasaan termasuk pada hal-hal yang berkaitan dengan cinta bukan hanya takut tidak dicintai kita bahkan takut mencintai takut karena takut tidak dicintai perasaan yang tidak berbalas apakah bisa menjadi alasan tidak mencintai? padahal dalam mencintai kita adalah sebagai subjek, kita bebas memutuskan terlepas dicintai atau tidak, di mana kita bertindak sebagai objek, kita tidak bisa memutuskan kita tidak perlu memutuskan sampai pada titik kita merasa harus mengatakan pada orang itu bahwa saya mungkin mencintaimu saya menyukaimu dalam bentuknya yang sulit saya definisikan sendiri atau alasan-alasan tertentu yang bisa saja saya karang untuk meyakinkanmu sebab saya tidak perlu meyakinkan diri sendiri saya tahu diri saya lebih dari siapapun di bumi ini dan orang lain di luar sana tidak perlu tahu apa-apa tentang kita saya mungkin takut menga

Tersesat Pada Waktu

Barangkali rindu tidak hanya memerlukan jarak dan waktu Tapi juga kau dan aku Atau ingatanku tidak cukup sempurna Tanpa kisah kita Pada tepian pengharapan aku menemukan diriku yang entah bagaimana bisa hilang Pada tepian waktu yang kutemukan hanya dirimu yang menjauh Sebabnya aku tau mau sampai pada ujung waktu Waktu terasa cepat saat dunia hanya ada kita Kala itu kuingin masuk dan mengubah dimensi waktu Sehingga hanya aku dan kamu saja tiba-tiba sudah selamanya Tapi waktu melarangku Belum sempat kusimpan senyummu yang melarangku tersenyum balik sebab bibirku hanya bisa kelu saat itu Belum sempat kuabadikan bola matamu pada pelupuk matamu yang menyipit di satu maupun keduanya Dan rapi putih gigimu dan tawa maka aku pun berantakan karenanya  Pada akhirnya hanya ada diriku yang sendirian Duduk di atas tumpukan batu di tepian sungai yang berisik yang ramai pada kesepian Sedang aku menepi, kesepian dalam keramaian -Kemah Kerja, 3 Agustus 2019