Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Oktober, 2014

Aing tea

Foto saya
Muhammad Hafidz Fauzan
Sebenarnya tidak terlalu suka dunia tarik tangan. Tapi, masih terus berusaha untuk rajin-rajin menulis. Karena katanya dia percaya dia punya banyak hal di kepalanya yang harus dibanjur di suatu tempat. Suka makan, dan tidur, gak cuma itu masih banyak yang dia suka lakukan, tapi yang jelas dia suka Chelsea FC sebagai suatu klub sepakbola. Kontak saya di twitter @Pids29 atau tulisan yang agak serius di Medium @hafidzfz

Kebijakan Gubernur Jenderal Herman William Daendels

Herman William Daendels adalah salah seorang gubernur jenderal yang pernah memerintah di Indonesia/Hindia Belanda pada tahun 1808-1811. Daendels dikenal sebagai Gubernur Jenderal “bertangan besi” karena menerapkan disiplin tinggi serta keras. Ia ditunjuk oleh Napoleon Bonaparte untuk mempertahankan Hindia Belanda dari ancaman Inggris. Pengalaman Daendels dalam memerintah dan militer membuatnya ditunjuk untuk memerintah di Jawa. Sebagai seorang revolusioner, Daendels sangat mendukung perubahan-perubahan liberal. Beliau juga bercita-cita untuk memperbaiki nasib rakyat dengan memajukan pertanian dan perdagangan. Akan tetapi, dalam melakukan kebijakan-kebijakannya beliau bersikap diktator sehingga dalam masa pemerintahannya yang singkat, yang diingat rakyat hanyalah kekejamannya. Pembaruan-pembaruan yang dilakukan Daendels dalam tiga tahun masa jabatannya di Indonesia adalah sebagai berikut. a)       Bidang Birokrasi Pemerintahan 1)       Dewan Hindia Belanda sebagai Dewan Legisl

Penerimaan Peserta Didik Baru Insan Cendekia

Eh bro. Jujur aja sebenernya gua itu gak suka nulis nulis. Capek! Tapi ini harus gua lakukan demi kemaslahatan bangsa dan negara! jiaaa... gak jelas. Iya, apa yang akan gua sampaikan disini adalah pengalaman perjuangan ane untuk masuk ke sekolah dalam hal ini kalian sebut madrasah, biar bergaya kearab-araban yakni Madrasah Aliyah Negeri Insan Cendekia Serpong, yang gua masih gak nyangka bahwa ane bisa masuk ke sana. Ternyata? Tepat tanggal 1 Juni entah hari apa, ane melakukan tes masuk Insan Cendekia ini. Katanya sih sekolah unggulan, tapi dulu ane belom tau itu. Taunya cuma ya ini sekolah bagus. Hanya Itu. Gua dianter sama bapak ane, pake motor, berdua dan hanya berdua. Waah... romantis gak? *abaikan*, gua siap-siap dari pagi bener jam enem-an gua udah siap berangkat. Padahal kemarennya, gua baru dari Cianjur, ya SMP gua. Dan untungnya, rumah ane di Serpong sehingga hal ini menyebabkan ane ngikut tesnya di Serpong, di IC nya langsung. Sebelum berangkat, ane sarapan dulu. Dan, yang

2 kali mati, dua kali hidup, lalu kembali

Allah berfirman dalam Qur'an Surah Al-Baqarah(Sapi Betina) Ayat 28: "Mengapa kalian kafir kepada Allah padahal tadinya kalian Mati, maka kami hidupkan kalian. kemudian kami matikan kalian, kemudian kami hidupkan kalian, kemudian hanya kepada-Nyalah kalian dikembalikan." Dari ayat ini dapatlah kita ketahui bahwa dua kali kita hidup serta dua kali kita mati, baru kemudian kita kembali kepada Allah. Pada awal pertama, kita dalam keadaan mati. Mati yang pertama ini kita alami dahulu kala, ketika berada di alam Arwah atau alam ruh (sama saja karena arwah adalah bentuk jama' dari kata ruh). Ketika masih di alam arwah ini, kita sudah mengucapkan pernyataan tauhid rububiyah, tauhid bahwa Allahlah Tuhan yang mengurus, mencipta, menjaga, memelihara kita selaku manusia. Seperti firman Allah pada QS.7Al-A'raf:172-173. "Dan Ingatlah ketika Tuhanmu mengambil dari tulang punggung/ sulbi mereka keturunan mereka dan mereka bersaksi atas diri mereka "Bukankah

Perang Hittin.

Ilustrasi Perang Hittin Yerusalem yang dalam bahasa Arab disebut Darussalam berarti tempat keselamatan atau disebut juga Baitul Maqdis atau Baitul Muqoddas yang berarti rumah/tempat yang disucikan. Yerusalem adalah kota suci tiga agama samawi, Yahudi, Kristen, dan Islam. Sebelum tahun 1187, ketika Yerusalem dikuasai oleh Pasukan Kristen, setelah terjadi berkali-kali perang Muslim-Kristen, namun peperangan masih dimenangkan oleh pasukan kristen. Pada bulan Juni/ Ramadhan 1187, sebuah pasukan salib yang terdiri atas 38,200 prajurit di bawah Raja Gur dari Yerusalem diserang oleh 50,00 prajurit Muslim di bawah pimpinan Salahuddin Al-Ayyubi yang dikenal oleh orang Barat sebagai Saladin di Tanduk Hattin/Hittin, di dekat Tiberias di Danau Galilea, Yerusalem. Menurut perkiraan, Pasukan Kristen berjumlah 38,200 dengan rincian Ksatria Ordo 120, Ksatria Feudal 700, Tentara bayaran 1,380, Turcopole 4,000, dan Infanteri sejumlah 32,000. Sedangkan Pasukan Muslim diperkirakan berjumlah 50,00 deng