manusia pada umumnya, dalam berbagai kesempatan, dalam berbagai lini kehidupan, dikaluti dengan rasa takut. termasuk pada hal-hal yang berkaitan dengan perasaan
termasuk pada hal-hal yang berkaitan dengan cinta
bukan hanya takut tidak dicintai
kita bahkan takut mencintai
takut karena takut tidak dicintai
perasaan yang tidak berbalas apakah bisa menjadi alasan tidak mencintai?
padahal dalam mencintai kita adalah sebagai subjek, kita bebas memutuskan
terlepas dicintai atau tidak, di mana kita bertindak sebagai objek, kita tidak bisa memutuskan
kita tidak perlu memutuskan
sampai pada titik kita merasa harus mengatakan pada orang itu
bahwa saya mungkin mencintaimu
saya menyukaimu
dalam bentuknya yang sulit saya definisikan sendiri
atau alasan-alasan tertentu yang bisa saja saya karang untuk meyakinkanmu
sebab saya tidak perlu meyakinkan diri sendiri
saya tahu diri saya lebih dari siapapun di bumi ini
dan orang lain di luar sana tidak perlu tahu apa-apa tentang kita
saya mungkin takut mengatakannya
tapi bukan berarti saya payah
apalagi saya selalu siap untuk kalah
tapi kemenangan bukan soal keterbalasan
kemenangan buatku adalah soal keberanian
jadi pada detik saya mengatakannya kepadamu
langsung maupun tidak, sendiri atau dengan perantara, lewat pertanda yang jelas ataupun yang samar-samar
saya tahu saya telah menang
sebab saya telah memperjuangkan cinta saya dalam bentuknya yang paling sederhana sekalipun
yang buat saya tidak sederhana sebab saya diganggu olehmu yang tidak mengganggu saya
anehnya saya berharap kamu memang telah sengaja mengganggu hidup saya
dengan begitu setidaknya saya tahu saya tidak sedang berkhayal sekian lama
kalau ternyata perasaan saya berbalas saya bukan hanya telah menang
lebih dari itu kemenangan menjadi tidak penting lagi karenanya
seolah-olah semuanya menjadi titik nol yang
kemenangannya harus kita raih bersama
berdua
hanya jika Tuhan berkata iya
Komentar
Posting Komentar