Pada postingan kali ini, akan
dibahas perjalanan pergerakan nasional yang dilakukan oleh Bung Hatta berikut
sumbangsih pemikiran dan praktek nyatanya dalam memperjuangkan negara ini.
Mohammad Hatta lahir dari
pasangan Muhammad Djamil dan Siti Saleha dengan nama asli Muhamma Athar pada 12
Agustus 1902 di Fort De Kock(Sekarang Bukittinggi). Ayahnya merupakan seorang
keturunan ulama tarekat di Batuhampar, dekat Payakumbuh, Sumatera Barat. Sedangkan
ibunya berasal dari keluarga pedagang di Bukittinggi. Ia dibesarkan di
lingkungan taat beragama. Awalnya, kakeknya hendak membawa hatta ke timur
tengah untuk belajar ilmu agama,dan memperbaiki kualiitas surau di Batu Hampar,
namun pamannya memprotes, dan ia disekolahkan di sekolah swasta. Sejak kecil
Hatta pintar mengaji, hanya saja ia tidak mampu untuk melagukan mengajinya.
Pergerakan politik ia mulai
sewaktu bersekolah di Belanda dari 1921-1932. Ia bersekolah di Handels
Hogeschool (kelak sekolah ini disebut Economische Hogeschool,
sekarang menjadi Universitas Erasmus Rotterdam), selama bersekolah di sana, ia
masuk organisasi sosial Indische Vereniging yang kemudian menjadi organisasi
politik dengan adanya pengaruh Ki Hadjar Dewantara, Cipto Mangunkusumo, dan
Douwes Dekker. Hatta pintar menulis, tulisannya sering dimuat di media massa. Pada
tahun 1926, ia menjadi pimpinan Perhimpunan Indonesia. Sebagai akibatnya, ia
terlambat menyelesaikan studi. Di bawah kepemimpinannya, PI mendapatkan
perubahan. Perhimpunan ini lebih banyak memperhatikan perkembangan pergerakan
di Indonesia dengan memberikan banyak komentar, dan ulasan di media massa di
Indonesia. Setahun kemudian, ia dipilih kembali hingga tahun 1930. Sampai
pada tahun 1931, Mohammad Hatta mundur dari kedudukannya sebagai ketua karena
hendak mengikuti ujian sarjana, sehingga ia berhenti dari PI; namun, ia akan
tetap membantu PI. Akibatnya, PI jatuh ke tangan komunis, dan
mendapat arahan dari partai komunis Belanda dan juga dari Moskow. Setelah tahun
1931, PI mengecam keras kebijakan Hatta dan mengeluarkannya dari organisasi
ini. PI di Belanda mengecam sikap Hatta sebab ia bersama Soedjadi mengkritik
secara terbuka terhadap PI. Perhimpunan menahan sikap terhadap kedua orang ini.
Pada Desember 1931, para pengikut Hatta membuat gerakan tandingan yang disebut
Gerakan Merdeka yang kemudian bernama Pendidikan Nasional Indonesia yang kelak
disebut PNI Baru.
Sekembali dari Belanda tahun
1932, Hatta dan Sjahrir yang diburu Belanda berhasil ditangkap. Kemudian,
mereka berdua diasingkan di Digul sampai tahun, kemudian pada tahun 1937 mereka
berdu dipindahkan ke Banda Neira sampai1941. Tahun 1942, mereka dibawa ke
Sukabumi, setelah Jepang berkuasa mereka ke Jakarta. Ia bertemu Mayor Jenderal
Harada. Hatta menanyakan keinginan Jepang datang ke Indonesia. Harada
menawarkan kerjasama dengan Hatta. Kalau mau, ia akan diberi jabatan penting.
Hatta menolak, dan memilih menjadi penasihat. Jepang mengharapkan agar Hatta
memberikan nasehat yang menguntungkan mereka, malah Hatta memanfaatkan itu
untuk membela kepentingan rakyat.
Peristiwa penulisan naskah
proklamasi: Awalnya Soekarno meminta Hatta untuk menuliskan teks naskah
proklamasi, karena dianggap bahasanyalah yang terbaik. Namun Hatta menolak, dan
mengambil jalan tengah. Hatta dan Ahmad Subardjo menndiktekan dan Soekarno
menulisnya. Di luar ruangan Seokarno meminta persetujuan untuk teks ini, dan
semua setuju. Awalnya, Soekarno dan Hatta berharap semua yang berpartisipasi
untuk ikut menandatangani teks ini, seperti halnya proklamasi kemerdekaan Amerika
Serikat. Namun, ternyata yang lain menolak, selain itu karena waktu yang juga tidak
banyak. Maka kemudian, yang lain meminta Soekarno dan Hattalah yang
menandatangani teks tersebut atas nama bangsa Indonesia.
Sumbangsih Bung Hatta terhadap
pemikiran demokrasi mengandung dua inti pemikiran, ialah cita-cita negara hukum
yang demokratis dan penolakan terhadap individualisme yang dijabarkan dalam
konsep koperasi. Dalam penolakanya terhadap individualisme, Bung Hatta
beranggapan bahwa kedaulatan rakyat ciptaan Indonesia harus berakar dalam
pergaulan sehari-hari yang bercorak kolektivisme. Beliau menyatakan bahwa
cita-cita perjuangan Indonesia adalah menciptakan terlaksananya dasar-dasar
perikemanusiaan dan keadilan sosial. Demokrasi politik saja dianggapnya tidak
melaksanakan persamaan dan persaudaraan, karena disebelah demokrasi politik
harus berlaku pula demokrasi ekonomi yang secara tegas beliau katakan bahwa
koperasi adalah sebagai bentuk dari bangun perusahaannya. Dalam sumbangsih
pemikiran Bung Hatta yang terkenal dalam koperasi adalah ajakan untuk
mengembalikan semboyan ‘dari demonstrasi ke organisasi”. Organisasi adalah
pangkal kekuatan. Organisasi yang dibangunkan oleh kapitalisme kolonial
hanya dapat kita lawan dengan organisasi pula, yaitu organisasi kooperasi
(Hatta : 1951).
Sedangkan dalam pandangan Hatta, Nasionalisme
atau paham kebangsaan memiliki arti yang hampir sama dengan apa yang diutarakan
oleh Soekarno mengenai paham kebangsaan yang bersifat humanistik, egaliter, dan
berkeadilan. Dalam pidatonya kepada KNIP, 2 September 1948. Hatta secara tegas
mengemukakan bahwa seorang nasionalis haruslah orang yang bersikap sosialis
dengan memandang keperluan dan kebutuhan rakyat. Pada hal ini, Hatta
mengemukakan perjuangan kemerdekaan melalui nasionalisme tidak akan tercapai
tanpa adanya kepercayaan kepada diri sendiri dan berjuang kepada kesanggupan
yang ada pada diri kita dengan berlandaskan kepada sosialisme Indonesia.
Secara langsung pemikiran Hatta lebih banyak
kepada pemikiran mengenai pokok-pokok ekonomi Indonesia. Tetapi, menurut hemat
penulis. Hatta secara umum memiliki kesepahaman yang sama dengan Soekarno dalam
membicarakan nasionalisme. Sebab, menurut penulis Hatta menginginkan keadaan
nasionalis yang sifatnya ‘kebersamaan’ tetapi bukan nasionalisme yang sifatnya
komunis. Dalam pidatonya yang berjudul “Ekonomi Indonesia di Masa Mendatang”.
Hatta (1948), menekankan rasa kebangsaan yang lahir dari persamaan nasib akibat
penjajahan tidak akan pernah akan menemui kesatuan tanpa adanya perhatian
terhadap permasalahan ekonomi yang secara langsung akan berdampak pada
kesejahteraan rakyat Indonesia.
Komentar
Posting Komentar