Langsung ke konten utama

Aing tea

Foto saya
Muhammad Hafidz Fauzan
Sebenarnya tidak terlalu suka dunia tarik tangan. Tapi, masih terus berusaha untuk rajin-rajin menulis. Karena katanya dia percaya dia punya banyak hal di kepalanya yang harus dibanjur di suatu tempat. Suka makan, dan tidur, gak cuma itu masih banyak yang dia suka lakukan, tapi yang jelas dia suka Chelsea FC sebagai suatu klub sepakbola. Kontak saya di twitter @Pids29 atau tulisan yang agak serius di Medium @hafidzfz

5 Sifat Kepemimpinan Rasul

Ya, teman-teman sekalian, seharusnya pada postingan ini saya memposting tentang Alam Dunia (Sebagai kelanjutan dari Tafhimul Qurán tentang ke-Islam-an) namun tampaknya saya lewat dulu saja, saya ingin membahas tentang Sifat kepemimpinan Rasul:
 3:159
“Maka dengan rahmat Allah, engkau telah berlaku lemah lembut kepada mereka. Karena, sekiranya engkau bertindak kasar, berkeras hati, niscaya berserak-seraklah mereka dari kelilingmu. Maka maafkanlah mereka dan mohonkanlah ampun untuk mereka, ajaklah mereka untuk bermusyawarah dalam urusan itu. Apabila telah bulat hatimu, maka bertawakkalah kepada Allah, sesungguhnya Allah amat suka kepada orang-orang yang bertawakkal”(QS:7/Al-A’raf:159)

Rasul sebagai utusan Allah penyampai risalah, Pemimpin Umat Rasul telah dilatih sejak dahulu, salah satunya dengan menggembala domba. Menggembala domba membutuhkan kesabaran, kemampuan memimpin (bahkan memimpin domba, yang rasanya lebih sulit daripada memimpin manusia), juga membagi waktu dengan baik.
Dari ayat di atas, telah disebutkan 5 sikap kepemimpinan Rasul, yaitu:
11)      Berlaku lemah lembut
Tidak lekas marah pada umatnya yang tengah ia tuntun dan mendidik imannya. Dengan jiwa besar Rasul memimpin, dan tidak marah-marah saja ketika melihat umatnya melakukan suatu kesalahan. Kalau saja Rasul bertindak kasar, mungkin umatnya, orang-orang di sekelilingnya justru akan menjauhi Rasul karena kekasarannya itu.
22)      Senantiasa memaafkan
Seberapapun besar kesalahan mereka, seperti ketika yang terjadi di perang Uhud, dengan jiwa besarnya Rasul tetap memaafkan mereka, dan bertindak biasa, sebagaimana mestinya kepada mereka.
33)      Memohonkan maaf
Tidak sekedar memaafkan bahkan Nabi juga memohonkan maaf bagi mereka kepada Allah, karena kesalahan mereka melanggar perintah nabi ketika perang Uhud dahulu jugalah melanggar perintah Allah, maka Nabi pun memohonkan maaf bagi mereka.
44)      Bermusyawarah dalam urusan
Ini adalah salah satu inti dari kepemimpinan itu, bahwa Islam telah membangun sendi-sendi demokrasi. Seorang pemimpin tentulah lebih disukai oleh bawahannya tidak sebagai seorang yang memutuskan sesuatu sekehendak hatinya sendiri, atau bahasa modernnya Otoriter, namun lebih disukai jika ia bermusyawarah, meminta pendapat orang lain untuk memutuskan suatu hal. Hal semacam inilah yang juga dilakuka Rasul, meskipun beliau adalah seorang rasul.
55)      Senantiasa bertawakkal kepada Allah
Jelas bahwa jika sudah bulat tekad, telah bulat hati maka bertawakkal kepada Allah, dan senantiasa terus berpegang kepada kebenaran. Sebab pemimpin yang ragu-ragu mengambil keputusan adalah seorang pemimpin yang gagal. Tidak boleh ragu ataupun bimbang dan hendaklah menanggung segala resiko.

Sekian postingan saya kali ini, terima kasih.
(sumber ilmu: Qur'an, Qurán terjemah, tafsir Al-Azhar)


Komentar

Postingan populer dari blog ini

sajak kecil tentang perasaan saya yang ada kamu di dalamnya

manusia pada umumnya, dalam berbagai kesempatan, dalam berbagai lini kehidupan, dikaluti dengan rasa takut. termasuk pada hal-hal yang berkaitan dengan perasaan termasuk pada hal-hal yang berkaitan dengan cinta bukan hanya takut tidak dicintai kita bahkan takut mencintai takut karena takut tidak dicintai perasaan yang tidak berbalas apakah bisa menjadi alasan tidak mencintai? padahal dalam mencintai kita adalah sebagai subjek, kita bebas memutuskan terlepas dicintai atau tidak, di mana kita bertindak sebagai objek, kita tidak bisa memutuskan kita tidak perlu memutuskan sampai pada titik kita merasa harus mengatakan pada orang itu bahwa saya mungkin mencintaimu saya menyukaimu dalam bentuknya yang sulit saya definisikan sendiri atau alasan-alasan tertentu yang bisa saja saya karang untuk meyakinkanmu sebab saya tidak perlu meyakinkan diri sendiri saya tahu diri saya lebih dari siapapun di bumi ini dan orang lain di luar sana tidak perlu tahu apa-apa tentang kita saya mungkin takut menga

Tersesat Pada Waktu

Barangkali rindu tidak hanya memerlukan jarak dan waktu Tapi juga kau dan aku Atau ingatanku tidak cukup sempurna Tanpa kisah kita Pada tepian pengharapan aku menemukan diriku yang entah bagaimana bisa hilang Pada tepian waktu yang kutemukan hanya dirimu yang menjauh Sebabnya aku tau mau sampai pada ujung waktu Waktu terasa cepat saat dunia hanya ada kita Kala itu kuingin masuk dan mengubah dimensi waktu Sehingga hanya aku dan kamu saja tiba-tiba sudah selamanya Tapi waktu melarangku Belum sempat kusimpan senyummu yang melarangku tersenyum balik sebab bibirku hanya bisa kelu saat itu Belum sempat kuabadikan bola matamu pada pelupuk matamu yang menyipit di satu maupun keduanya Dan rapi putih gigimu dan tawa maka aku pun berantakan karenanya  Pada akhirnya hanya ada diriku yang sendirian Duduk di atas tumpukan batu di tepian sungai yang berisik yang ramai pada kesepian Sedang aku menepi, kesepian dalam keramaian -Kemah Kerja, 3 Agustus 2019