Langsung ke konten utama

Aing tea

Foto saya
Muhammad Hafidz Fauzan
Sebenarnya tidak terlalu suka dunia tarik tangan. Tapi, masih terus berusaha untuk rajin-rajin menulis. Karena katanya dia percaya dia punya banyak hal di kepalanya yang harus dibanjur di suatu tempat. Suka makan, dan tidur, gak cuma itu masih banyak yang dia suka lakukan, tapi yang jelas dia suka Chelsea FC sebagai suatu klub sepakbola. Kontak saya di twitter @Pids29 atau tulisan yang agak serius di Medium @hafidzfz

2 kali mati, dua kali hidup, lalu kembali

Allah berfirman dalam Qur'an Surah Al-Baqarah(Sapi Betina) Ayat 28:



2:28
"Mengapa kalian kafir kepada Allah padahal tadinya kalian Mati, maka kami hidupkan kalian. kemudian kami matikan kalian, kemudian kami hidupkan kalian, kemudian hanya kepada-Nyalah kalian dikembalikan."

Dari ayat ini dapatlah kita ketahui bahwa dua kali kita hidup serta dua kali kita mati, baru kemudian kita kembali kepada Allah.
Pada awal pertama, kita dalam keadaan mati. Mati yang pertama ini kita alami dahulu kala, ketika berada di alam Arwah atau alam ruh (sama saja karena arwah adalah bentuk jama' dari kata ruh). Ketika masih di alam arwah ini, kita sudah mengucapkan pernyataan tauhid rububiyah, tauhid bahwa Allahlah Tuhan yang mengurus, mencipta, menjaga, memelihara kita selaku manusia. Seperti firman Allah pada QS.7Al-A'raf:172-173.
7:172
"Dan Ingatlah ketika Tuhanmu mengambil dari tulang punggung/ sulbi mereka keturunan mereka dan mereka bersaksi atas diri mereka "Bukankah Aku ini Tuhan yang mengurusmu?", Mereka menjawab,"Ya benar, kami bersaksi". Agar pada hari kiamat (mereka tidak beralasan) bahwa mereka dahulu lalai (Ghaflah) terhadap perkara ini."
7:173

"Atatu kalian mengatakan, "Sesungguhnya Nenek moyang kami telah menyekutukan (Allah) sejak dahulu dan kami adalah keturunan setelah mereka" "Maka apakah Engkau akan menghukum kami karena perbuatan orang-orang(dahulu) yang sesat."

Dari ayat ini telah dijelaskan bahwa ketika di alam Arwah dahulu, manusia telah bersaksi bahwa Allah adalah Tuhan Yang mengurus mereka, dalam "Bukankah Aku ini Tuhan yang mengurusmu?", Mereka menjawab,"Ya benar, kami bersaksi". Sehingga mereka tidak bisa beralsan macam-macam ketika hari kiamat nanti, Seperti karena mereka lalai, karena mereka adalah keturunan nenek moyang mereka yang kafir, dsb.

Inilah yang terjadi di alam Arwah, setelah alam Arwah yang kita dalam keadaan mati, manusia keluar menuju alam Dunia, sebelumnya transisi menuju alam dunia, manusia melewati alam Arham atau alam rahim (arham adalah bentuk jamak dari rahim) terlebih dahulu.
Sekian postingan saya tentang Keislaman kali ini, selanjutnya nanti akan dilanjut tenatng alam Rahim dan Alam Dunia.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

sajak kecil tentang perasaan saya yang ada kamu di dalamnya

manusia pada umumnya, dalam berbagai kesempatan, dalam berbagai lini kehidupan, dikaluti dengan rasa takut. termasuk pada hal-hal yang berkaitan dengan perasaan termasuk pada hal-hal yang berkaitan dengan cinta bukan hanya takut tidak dicintai kita bahkan takut mencintai takut karena takut tidak dicintai perasaan yang tidak berbalas apakah bisa menjadi alasan tidak mencintai? padahal dalam mencintai kita adalah sebagai subjek, kita bebas memutuskan terlepas dicintai atau tidak, di mana kita bertindak sebagai objek, kita tidak bisa memutuskan kita tidak perlu memutuskan sampai pada titik kita merasa harus mengatakan pada orang itu bahwa saya mungkin mencintaimu saya menyukaimu dalam bentuknya yang sulit saya definisikan sendiri atau alasan-alasan tertentu yang bisa saja saya karang untuk meyakinkanmu sebab saya tidak perlu meyakinkan diri sendiri saya tahu diri saya lebih dari siapapun di bumi ini dan orang lain di luar sana tidak perlu tahu apa-apa tentang kita saya mungkin takut menga

Tersesat Pada Waktu

Barangkali rindu tidak hanya memerlukan jarak dan waktu Tapi juga kau dan aku Atau ingatanku tidak cukup sempurna Tanpa kisah kita Pada tepian pengharapan aku menemukan diriku yang entah bagaimana bisa hilang Pada tepian waktu yang kutemukan hanya dirimu yang menjauh Sebabnya aku tau mau sampai pada ujung waktu Waktu terasa cepat saat dunia hanya ada kita Kala itu kuingin masuk dan mengubah dimensi waktu Sehingga hanya aku dan kamu saja tiba-tiba sudah selamanya Tapi waktu melarangku Belum sempat kusimpan senyummu yang melarangku tersenyum balik sebab bibirku hanya bisa kelu saat itu Belum sempat kuabadikan bola matamu pada pelupuk matamu yang menyipit di satu maupun keduanya Dan rapi putih gigimu dan tawa maka aku pun berantakan karenanya  Pada akhirnya hanya ada diriku yang sendirian Duduk di atas tumpukan batu di tepian sungai yang berisik yang ramai pada kesepian Sedang aku menepi, kesepian dalam keramaian -Kemah Kerja, 3 Agustus 2019