Langsung ke konten utama

Aing tea

Foto saya
Muhammad Hafidz Fauzan
Sebenarnya tidak terlalu suka dunia tarik tangan. Tapi, masih terus berusaha untuk rajin-rajin menulis. Karena katanya dia percaya dia punya banyak hal di kepalanya yang harus dibanjur di suatu tempat. Suka makan, dan tidur, gak cuma itu masih banyak yang dia suka lakukan, tapi yang jelas dia suka Chelsea FC sebagai suatu klub sepakbola. Kontak saya di twitter @Pids29 atau tulisan yang agak serius di Medium @hafidzfz

Muhammad Hafidz Fauzan - seekor biografi

Dari judulnya aja gua yakin nih, pada males baca. Tapi kan harus dibaca, untuk klarifikasi! Haha... (tertawa tidak jahat)

"man 'arafa nafsahu, 'arafa rabbahu", artinya 
"Barangsiapa mengenal dirinya, (ia akan) mengenal Tuhannya", 
Tanpa mempermasalahkan ini hadits sahih, dho'if, atau bahkan hanya mahfuzhot, saya pikir ini adalah kalimat yang bagus dan universal untuk dilakukan alias diamalkan. Ya apa susahnya sih mengenal di sendiri? Ya susahlaah.

Oke, di laman ini saya(suatu saat nanti akan ditemui juga kata ana, ane, atau gua, dsb.) akan membahas tentang diri saya yang bernama lengkap Muhammad Hafidz Fauzan, bernama asli Mushtofa- ngarang- enggak gua gak ngarang, sebenernya itu tadinya akan jadi nama gua tapi batal (gak bingung kan?). Di sini mungkin seperti curhat (?) mungkin juga enggak, seperti mengenal diri saya yang seperti ini, beberapa hal buruk dapat ditemukan, beberapa hal baik juga. Tapi mengenai keburukan saya, saya sungguh tidak berpikir ini aib untuk saya sebarkan, tidak, hal-hal yang bersifat pribadi tentu saya rahasiakan. Saya hanya menge-share diri saya yang sebenarnya. Kalau mungkin ada psikolog membaca tulisan (yang aneh) ini, ya saya cukup beruntung untuk diberikan wejangan-wejangan kejiwaan. Haha...

Secara tidak kebetulan namun terorganisir oleh Sang Maha Mengatur, saya berkesempatan memiliki blog, dan menulisinya sekarang. Padahal, saya tidak sekolah. Bukan, bukan saya putus sekolah. Bukan juga tidak pernah bersekolah. Hanya saja, saat sedang menulis sekolah ini (salah nulis kan, hapus kata sekolah di sebelumnya, anggap aja gak ada), saya sedang tidak SMA, tidak juga SMP, SD, tidak juga kuliah. Saya sedang dalam kondisi pengangguran. Saya dalam kondisi di mana saya sudah lulus SMA, tapi belum mendapatkan perkuliahan. Do'akanlah saya kawan-kawan, kakak-kakak, adik-adik, ibu-ibu, bapak-bapak, dan yang lainnya.

Saya lahir di keluarga yang luar biasa, sayang sekali saya tidak luar biasa, belum, karena masih ada kesempatan menjadi tidak biasa suatu saat nanti. Beribu satu, berayah satu, berempat dalam bersaudara. 2 kakak, dan 1 adik. Keluarga saya -dalam hal ini kakak dan adik- yang beberapa masih anak-anak ABG labil. Beberapa kali-mungkin juga sering- tidak akur. Tapi ya gua pikir begitu wajar *iya gak sih? Beranjak dewasa, ya intensitasnya menjadi jaranglah. Lagipula tidak perlulah itu.

Sedikit banyak, gua males komentar sama isu-isu terkini seperti pilkada dki, full day school, pencopotan jabatan menteri,  dan lain-lain. Tapi harus gua akui juga kalau gak jarang niat puasa ngomong guq batal. Haha... Seringnya sih dari pendapat orang lain. Ane ambil yang ane setujui dan tambah dikit-dikitlah. Maklum, ane masih newbie, ilmunyamasih cetek, anak bawang, gak tau apa-apa, pacaran aja gak pernah. Haha... 

Gua juga bukan orang sholeh, dan  banyak gak taunya, masih selalu minta petunjuk sama Yang Maha Esa,  Allah SWT di setiap shalat saya yang sulit khusyu' sekaligus di luar shalat,  "اهدناالصراط المستقيم", "tunjukkanlah kami jalan yang lurus - al ayat". Jadi kalau seandainya pembaca temukan kesalahan, merasakan ketidaksetujuan, lalu komentar masukan dan saran, saya akan sangat senang. Saya tahu bahwa saya sekali tidak Maha Tahu. 

Saya sangat menghargai anda-anda yang telah rela membuang waktu anda untuk membuka blog saya ini. Kalau mungkin, tidak ada ilmu yang anda dapatkan, paling tidak,  saya berharap blog  ini dapat menghibur hati saudara. Saya akan lebih bahagia lagi kalau anda terhibur sekaligus mendapatkan sesuatu ilmu di sini. Tentu Allah Rabb 'alamin akan memberikan balasan kepada yang telah berbuat baik, bahkan yang berniat berbuah baik pun. Wal akhir, kalau di dalam tulisan saya yang satu ini anda belum mendapatkan apapun, saya harap quote bagus dari seorang tokoh yang saya lupa siapa ini dapat memberikan meskipun satu saja manfaat dari blog ini. Karena sebaik-baiknya manusia adalah yang bermanfaat bagi manusia lainnya. 

 Kurang lebih redaksinya begini
"Anda dapat menjadi baik dengan hanya menjadi orang yang pendiam, tapi menjadi bermanfaat anda harus melakukan  hal lebih" (saya cuma ingat ini, jauh tidak lebih baik dari quote aslinya. Tapi saya harap anda mendapatkan poinnya) saya sendiri masih harus belajar sangat banyak untuk jadi bermanfaat. 

Wa qoolannabi صلى الله عليه وسلم. 
"barangsiapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir, maka hendaklah ia berkata yang baik atau bagus atau bermanfaat, atau (kalau tidak bisa) hendaklah ia diam". 

Maaf kalau topik di atas sama bawah tidak sinkron. Masih newbie. Hehe.. 






Komentar

Postingan populer dari blog ini

sajak kecil tentang perasaan saya yang ada kamu di dalamnya

manusia pada umumnya, dalam berbagai kesempatan, dalam berbagai lini kehidupan, dikaluti dengan rasa takut. termasuk pada hal-hal yang berkaitan dengan perasaan termasuk pada hal-hal yang berkaitan dengan cinta bukan hanya takut tidak dicintai kita bahkan takut mencintai takut karena takut tidak dicintai perasaan yang tidak berbalas apakah bisa menjadi alasan tidak mencintai? padahal dalam mencintai kita adalah sebagai subjek, kita bebas memutuskan terlepas dicintai atau tidak, di mana kita bertindak sebagai objek, kita tidak bisa memutuskan kita tidak perlu memutuskan sampai pada titik kita merasa harus mengatakan pada orang itu bahwa saya mungkin mencintaimu saya menyukaimu dalam bentuknya yang sulit saya definisikan sendiri atau alasan-alasan tertentu yang bisa saja saya karang untuk meyakinkanmu sebab saya tidak perlu meyakinkan diri sendiri saya tahu diri saya lebih dari siapapun di bumi ini dan orang lain di luar sana tidak perlu tahu apa-apa tentang kita saya mungkin takut menga

Tersesat Pada Waktu

Barangkali rindu tidak hanya memerlukan jarak dan waktu Tapi juga kau dan aku Atau ingatanku tidak cukup sempurna Tanpa kisah kita Pada tepian pengharapan aku menemukan diriku yang entah bagaimana bisa hilang Pada tepian waktu yang kutemukan hanya dirimu yang menjauh Sebabnya aku tau mau sampai pada ujung waktu Waktu terasa cepat saat dunia hanya ada kita Kala itu kuingin masuk dan mengubah dimensi waktu Sehingga hanya aku dan kamu saja tiba-tiba sudah selamanya Tapi waktu melarangku Belum sempat kusimpan senyummu yang melarangku tersenyum balik sebab bibirku hanya bisa kelu saat itu Belum sempat kuabadikan bola matamu pada pelupuk matamu yang menyipit di satu maupun keduanya Dan rapi putih gigimu dan tawa maka aku pun berantakan karenanya  Pada akhirnya hanya ada diriku yang sendirian Duduk di atas tumpukan batu di tepian sungai yang berisik yang ramai pada kesepian Sedang aku menepi, kesepian dalam keramaian -Kemah Kerja, 3 Agustus 2019