Langsung ke konten utama

Aing tea

Foto saya
Muhammad Hafidz Fauzan
Sebenarnya tidak terlalu suka dunia tarik tangan. Tapi, masih terus berusaha untuk rajin-rajin menulis. Karena katanya dia percaya dia punya banyak hal di kepalanya yang harus dibanjur di suatu tempat. Suka makan, dan tidur, gak cuma itu masih banyak yang dia suka lakukan, tapi yang jelas dia suka Chelsea FC sebagai suatu klub sepakbola. Kontak saya di twitter @Pids29 atau tulisan yang agak serius di Medium @hafidzfz

Is your dream school like this?


Poster lomba sekolah dambaan

Tentang sekolah dambaan… Saya rasa setiap orang memiliki persepsi yang berbeda-beda akan hal ini. Namun menurut saya sekolah dambaan itu adalah sekolah yang mampu menampung dan mengembangkan potensi, bakat, serta keinginan siswanya agar lebih maju dan menjadi pribadi yang lebih baik. Selain itu diperlukan guru, lingkungan, serta fasilitas yang dapat men-support para siswanya agar lebih mudah mengerti dan menyerap pelajaran yang ada.
Saya adalah seorang murid di SMP Terpadu Al-Ma’shum Mardiyah yang saya rasa sekolah ini layak jika disebut dengan sebutan sekolah dambaanku. Bagaimana tidak? guru-gurunya mendidik dengan kasih sayang dan uswatun hasanah (teladan yang baik), lingkungannya asri, sejuk, dan bersih (mungkin, karena berlokasi di kaki Gunung Gede), dan fasilitasnya pun memadai (Ada berbagai
laboratorium dan lapangan yang hampir lengkap). Dan untuk mewujudkan sekolah yang didambakan atau diidam-idamkan oleh setiap orang, tentu ada beberapa aspek yang perlu diperhatikan. Dan mungkin tidak akan semua orang yang sependapat dengan saya, namun itu adalah hal biasa yang harus disikapi dengan kepala dingin, karena itu bukanlah masalah yang perlu diperdebatkan, betul? Beberapa aspek tersebut yakni,

<> GURU
“Guru adalah pahlawan tanpa tanda jasa”
Siapa yang tidak pernah mendengar kalimat di atas? Pasti semuanya pernah. Tapi jujur, saya rasa kita butuh lebih dari itu. Kita butuh guru yang jasanya selalu terkenang dan terpatri didalam hati. Jasanya menjadi sangat terlihat dan terasa jelas dalam batin kita. Bukankah begitu? Saya rasa guru adalah salah satu subjek yang sangat menentukan kesuksesan pendidikan yang ada. Guru itu seharusnya mentransfer ilmu kepada muridnya bukan hanya menyampaikan. Karena rasanya penyampaian ini ya tidak cukup sekali, tapi berulang-ulang, supaya para murid bisa benar-benar memahami apa yang dimaksud gurunya. Inilah yang saya maksudkan
kembangkan potensi anak
dengan mentransfer ilmu.
Guru juga harus mendidik anak muridnya dengan pembentukan karakter atau bahasa islamnya akidah akhlaq. Menurut saya murid dengan akhlaq yang baik itu lebih baik daripada murid yang pintar. Jangan sampai ia hanya pintar saja tapi akhlaqnya buruk, jika seperti ini nanti kepintarannya hanya akan menjadi boomerang baginya. Bahaya kan? Dengan cara apapun sang guru mendidik anak muridnya, mau keras ataupun lemah lembut, tidak masalah asalkan sang murid jangan merasa down dengan guru itu. Maka tentu yang lebih baik adalah guru yang mampu mendidik muridnya dengan lemah lembut dan penuh kasih sayang, namun tetap bersikap tegas terhadap sang murid yang salah. Dan yang paling penting adalah guru memberi contoh yang baik dalam kehidupannya sehari-hari atau bisa disebut menjadi uswatun hasanah bagi para muridnya.
Menjadi guru itu adalah pekerjaan yang luar biasa. Pekerjaannya setiap hari adalah memberi ilmu kepada orang lain. Jika dilakukan dengan sepenuh hati, maka sang guru ini akan mendapat pahala yang luar biasa besarnya. Saya sebagai murid akan merasa senang jika disapa oleh guru. Dan kalau biasanya saya adalah orang yang tidak suka disuruh-suruh, berbeda jika yang menyuruh saya adalah guru. Saya akan melaksanakannya dengan senang hati. Jika disuruh oleh guru saya merasa menjadi murid yang bisa diandalkan.
Tapi di zaman modern ini, guru bukanlah menjadi profesi yang disandang oleh sebagian orang yang kerjanya mengajar saja. Karena faktanya, murid dapat belajar dari berbagai macam media. Baik itu media elektronik maupun media cetak. Terlebih lagi internet yang dapat menjadi guru dengan pengetahuan super luas bagi anak-anak sekolah. Namun, para murid harus bisa membedakan antara yang baik dan yang buruk, atau bahasa islamnya antara hak dan yang bathil. Karena, di internet ini banyak hal baiknya, namun hal-hal negatifnya pun tidak sedikit. Maka, kita selaku murid pun harus berhati-hati dalam berguru.

<> FASILITAS DAN LINGKUNGAN SEKOLAH
Bagaimana dengan sekolah kalian, apakah fasilitasnya memadai?
Fasilitas ini akan sangat membantu siswa dalam belajar tentunya. Fasilitas yang baik sangat mendukung siswa dalam belajar. Saya rasa fasilitas seperti laboratorium-laboratorium itu harus ada. Seperti lab. Komputer, fisika, bahasa, kimia, dan juga biologi. Dan yang namanya sekolah dambaan, pasti kita ingin fasilitasnya benar-benar komplit. Yang jelas lapangan olahraga itu harus ada, kalau perlu indoor. Baik itu lapangan futsal, voli, basket, sepakbola, bulu tangkis, kalau perlu catur juga. Fasilitas berupa tempat ibadah juga penting loh. Masjid contohnya, sebagai rumah ibadah umat Islam masjid ini menjadi tempat yang akan sering dipakai. Mengapa? Karena umat muslim itu harus shalat 5 kali sehari dalam 5 waktu. Kalau tidak ada masjid atau mushalla mau shalat dimana umat muslim nantinya? Di kelas? tentu saja tidak.
SMP Terpadu Al-Ma'shum Mardiyah
Dan ini sebagai sunnahnya, rasanya di zaman modern kita perlu layanan internet di sekolah, yang mungkin bisa didapat dengan layanan Wi-Fi. Ini juga sangat bermanfaat bagi para murid, untuk menyerap informasi-informasi yang mungkin tidak mereka dapatkan selama Kegiatan Belajar Mengajar berlangsung. Selain itu dibutuhkan lingkungan yang bersih, asri, serta sejuk untuk menjadi sekolah dambaan setiap orang. Dan kalau masalah lingkungan saya sangat senang dengan lingkungan SMP saya yaitu SMP Terpadu Al-Ma’shum Mardiyah yang memberikan suasana yang sangat kondusif. Tidak hanya bersih, asri, dan sejuk, tapi juga akan lebih baik jika jauh dari kebisingan jalan raya, sehingga tidak banyak terdengar suara-suara dari kendaraan bermotor yang akan mengganggu konsentrasi belajar para murid.

<> HUBUNGAN GURU DAN ORANG TUA
Diibaratkan meja yang memiliki 4 kaki, kaki pertama yayasan, kaki kedua guru-guru, kaki ketiga orang tua murid, dan kaki keempat murid itu sendiri. Inilah filosofi yang kami pakai di sekolah. 1 kaki saja tidak ada maka meja itu akan mudah jatuh. Maka, empat hal yang saling berhubungan ini menjadi landasan bagi sekolah untuk menjalin hubungan baik dengan orang tua dan juga dengan muridnya.
Hubungan guru dan orangtua harus baik. Untuk mewujudkan hubungan yang baik ini harus adanya sikap saling pengertian dan memahami diantara keduanya. Jangan sampai ada miss understanding yang dapat merenggangkan hubungan mereka. Kalau hubungan antara orang tua dan guru kurang baik, hal ini juga akan memberi efek kepada anaknya. Mungkin si anak akan merasa tidak enak hati kepada gurunya walau sebenarnya yang sedang ada masalah adalah orang tuanya. Tapi terkadang, yang salah adalah anaknya yang menyulut kemarahan orang tuanya kepada gurunya. Maka untuk mewujudkan hubungan baik antara guru dengan orang tua, semua yang berperan harus menjaga diri dan tidak membuat masalah baik gurunya, orang tuanya, begitu juga muridnya.

<> MATA PELAJARAN
“Mata Pelajaran di sekolah-sekolah itu jangan banyak-banyak. Kasihan muridnya!”
Begitulah menurut saya. Rasanya untuk membentuk sekolah dambaan itu perlu adanya pelajaran yang sesuai dengan bakat dan potensi siswa. Tidak perlu banyak, jika sedikit dan sesuai dengan bakat siswa, pasti bakat sang siswa ini akan berkembang dengan cepat dan sang siswa pun tidak akan merasa terbebani. Namun, ada pelajaran yang saya rasa wajib di sekolah, yaitu tentang pembentukan karakter (character building) atau dalam bahasa Islamnya Pelajaran akidah akhlaq. Selain pembentukan akhlaq, belajar agama, dan bahasa juga dirasa penting di sekolah.
Dengan  pelajaran agama, jiwa kita ini akan terbentengi dengan kekuatan IMTAQ (Iman dan Taqwa), karena didunia ni tidak hanya mengejar IPTEK (Ilmu Pengetahuan dan Teknologi). Di dunia ini kan hanya sementara, yang kekal nanti di akhirat. Maka, sudah barang tentu kita harus mempersiapkan kehidupan kita nanti yang kekal abadi. Tidak cukup sampai disitu, mengapa belajar bahasa saya sebut penting? Belajar bahasa itu penting, baik itu bahasa inggris, ataupun Indonesia. Kalau Inggris sih gak usah ditanya lagi kenapa. Jelas-jelas itu kan Bahasa Internasional, supaya kita bisa bergaul di dunia Internasional gak di dalam negeri aja. Kalau bahasa Indonesia kan bahasa nasional kita semua. Bagaimana kita bisa menjadi warga negsra yang  baik kalau bahasa nasional nya aja belum bisa? Jangan harap! Jadi ya, seperti yang disebutkan barusan hanya perlu pelajaran yang sesuai potensi, pembentukan karakter, agama, serta bahasa. Sedikit tapi saling melengkapi.

<> HUBUNGAN ANTAR SISWA
Wah… Ini faktor yang sangat penting! Karena hampir seharian kita akan bersama teman-teman kita, belum lagi ketika mengikuti ekstrakulikuler tambah deh waktu kita bersama teman-teman. Untuk menjadi sekolah dambaan orang-orang, sekolah harus memiliki siswa yang saling tolong menolong dalam kebaikan dan ketaqwaan. Firman Allah,”Wata’aawanuu ‘ala al-birri wa at-taqwa wala ta’aawanuu ala al-itsmi wa al-udwan.” Artinya “Saling tolong-menolonglah kalian dalam kebaikan dan ketaqwaan dan janganlah kalian saling tolongmenolong dalam dosa dan permusuhan. Seperti Al-Qur’an tidak hanya tolong menolong dalam kebaikan, tapi juga saling mengingatkan dalam keburukan dan permusuhan. Sehingga tidak ada yang saling bermusuhan di sekolah.
Dan supaya kehidupan antar siswa di sekolah lebih harmonis, saya menginginkan adanya sikap saling menyapa atau mengucapkan salam, tidak hanya antar siswa tapi dengan orang yang tidak dikenal pun tetap menyapa. Hal ini akan menimbulkan kesan bahwa semua murid yang ada itu ramah. Selain itu para siswa juga harus saling pengertian. Jangan sampai satu masalah sepele dipermasalahkan sampai ke ujungnya, paling juga hanya miss understanding kan? Sehingga setiap masalah dapat diselesaikan dengan mudah.

<> BENTUK UJIAN KELULUSAN
Untuk lulus saya kira perlu adanya UN. Tapi, fungsi UN ini bukan sebagai syarat seorang siswa untuk lulus, hanya untuk menjadi tolak ukur, sejauh manakah pendidikan di sekolah ini berjalan dengan baik. Dan menjadi bahan evaluasi bagi guru yang bersangkutan dengan mata pelajaran yang diujikan. Dengan ini sebenarnya, para siswa tidak perlu pusing-pusing memikirkan  UN. Meski begitu, mereka dituntuk untuk  tetap melakukan aktifitasnya sebagai siswa, dengan tidak menjadikan UN sebagai sebuah beban.
Tapi, saya rasa UN saja tidak cukup. Supaya lebih tahu sejauh mana kemajuan peserta didik, diperlukan adanya ujian lisan yang menentukan sukses tidaknya pendidikan yang telah diberikan sekolah sejauh ini. Karena telah diberi fasilitas, lingkungan, guru, dan mata pelajaran yang luar biasa bagus, seorang siswa harus menunjukkan bahwa ia telah mampu mengimbangi apa yang telah diberikan kepadanya selama bersekolah di sekolah dambaan yang apa yang ada di sekolah itu bisa disebut komplit/lengkap. Mengapa ujian lisan? Karena kalau ujian lisan itu, tidak akan ada murid yang curang termasuk mencontek. Karena di sekolah saya itu ada ujian lisan, dan saya merasa nyaman dengan adanya ujian lisan ini maka saya masukkan ujian lisan ini dalam aspek-aspek yang termasuk untuk menjadikan sekolah menjadi sekolah dambaanku. Dari UN dan Ujian Lisan inilah siapa yang nantinya menjadi lulusan terbaik akan ditentukan.

<> HARAPAN UNTUK PENDIDIKAN INDONESIA KE DEPAN
Harapan saya tentu ingin pendidikan di Indonesia ini lebih maju. Dan untuk mewujudkannya saya yakin yang dibutuhkan adalah masyarakat yang harus lebih dewasa, dan lebih peduli dengan pendidikan. Yang saya maksud lebih dewasa adalah masyarakatnya harus bisa menentukan mana yang baik dan mana yang buruk. Untuk selanjutnya, mereka aplikasikan apa yang mereka sebut baik. Jangan sampai, yang baik buruknya saja sudah tidak tau, apalagi yang harus mereka aplikasikan, mungkin lebih tidak tahu lagi. Dan tentu akan membawa keburukan yang dampaknya bukan hanya kepada mereka sendiri tapi juga kepada orang-orang di sekitarnya.
Dan yang saya maksudkan dengan lebih peduli ialah masyarakat lebih peduli terhadap maju-mundurnya pendidikan di Indonesia. Dan semua pasti ingin pendidikan ini menjadi lebih maju. Kenyataannya, belum semuanya peduli akan pendidikan, baik aparat pemerintahnya, rakyat biasa, bahkan peserta didiknya. Ada saja aparat pemerintah yang mencontohkan hal yang tidak baik, yang akan ikut berdampak terhadap peserta didik yang mengetahuinya. Ada juga rakyat biasa yang juga adalah orang tua seorang anak yang tidak mau menyekolahkan anaknya. Padahal, biaya sekolah untuk anak seusia anaknya itu sudah digratiskan oleh pemerintah. Bukan tidak mungkin ini adalah perangkap setan karena pelakunya juga bisa disebut dengan kufur ni’mat. Atau ketidakpedulian peserta didik, seperti tidak masuk sekolah (bolos sekolah),  atau yang lebih parah lagi memakan biaya sekolah yang dititipkan oleh orangtuanya. Sudah tidak dapat dipungkiri lagi yang kita butuhkan saat ini adalah kesadaran dan kepedulian masyarakat Indonesia akan pentingnya pendidikan yang merupakan suatu proses dari ketidak tahuan seseorang agar menjadi tahu dan tidak buta akan dunia yang akan dan sedang ia hadapi.




Komentar

Postingan populer dari blog ini

sajak kecil tentang perasaan saya yang ada kamu di dalamnya

manusia pada umumnya, dalam berbagai kesempatan, dalam berbagai lini kehidupan, dikaluti dengan rasa takut. termasuk pada hal-hal yang berkaitan dengan perasaan termasuk pada hal-hal yang berkaitan dengan cinta bukan hanya takut tidak dicintai kita bahkan takut mencintai takut karena takut tidak dicintai perasaan yang tidak berbalas apakah bisa menjadi alasan tidak mencintai? padahal dalam mencintai kita adalah sebagai subjek, kita bebas memutuskan terlepas dicintai atau tidak, di mana kita bertindak sebagai objek, kita tidak bisa memutuskan kita tidak perlu memutuskan sampai pada titik kita merasa harus mengatakan pada orang itu bahwa saya mungkin mencintaimu saya menyukaimu dalam bentuknya yang sulit saya definisikan sendiri atau alasan-alasan tertentu yang bisa saja saya karang untuk meyakinkanmu sebab saya tidak perlu meyakinkan diri sendiri saya tahu diri saya lebih dari siapapun di bumi ini dan orang lain di luar sana tidak perlu tahu apa-apa tentang kita saya mungkin takut menga

Tersesat Pada Waktu

Barangkali rindu tidak hanya memerlukan jarak dan waktu Tapi juga kau dan aku Atau ingatanku tidak cukup sempurna Tanpa kisah kita Pada tepian pengharapan aku menemukan diriku yang entah bagaimana bisa hilang Pada tepian waktu yang kutemukan hanya dirimu yang menjauh Sebabnya aku tau mau sampai pada ujung waktu Waktu terasa cepat saat dunia hanya ada kita Kala itu kuingin masuk dan mengubah dimensi waktu Sehingga hanya aku dan kamu saja tiba-tiba sudah selamanya Tapi waktu melarangku Belum sempat kusimpan senyummu yang melarangku tersenyum balik sebab bibirku hanya bisa kelu saat itu Belum sempat kuabadikan bola matamu pada pelupuk matamu yang menyipit di satu maupun keduanya Dan rapi putih gigimu dan tawa maka aku pun berantakan karenanya  Pada akhirnya hanya ada diriku yang sendirian Duduk di atas tumpukan batu di tepian sungai yang berisik yang ramai pada kesepian Sedang aku menepi, kesepian dalam keramaian -Kemah Kerja, 3 Agustus 2019