Poster lomba sekolah dambaan |
Tentang sekolah dambaan… Saya rasa setiap orang
memiliki persepsi yang berbeda-beda akan hal ini. Namun menurut saya sekolah
dambaan itu adalah sekolah yang mampu menampung dan mengembangkan potensi,
bakat, serta keinginan siswanya agar lebih maju dan menjadi pribadi yang lebih
baik. Selain itu diperlukan guru, lingkungan, serta fasilitas yang dapat
men-support para siswanya agar lebih mudah mengerti dan menyerap pelajaran yang
ada.
Saya adalah seorang murid di SMP Terpadu
Al-Ma’shum Mardiyah yang saya rasa sekolah ini layak jika disebut dengan
sebutan sekolah dambaanku. Bagaimana tidak? guru-gurunya mendidik dengan kasih
sayang dan uswatun hasanah (teladan yang baik), lingkungannya asri, sejuk, dan
bersih (mungkin, karena berlokasi di kaki Gunung Gede), dan fasilitasnya pun
memadai (Ada berbagai
laboratorium dan lapangan yang hampir lengkap). Dan untuk
mewujudkan sekolah yang didambakan atau diidam-idamkan oleh setiap orang, tentu
ada beberapa aspek yang perlu diperhatikan. Dan mungkin tidak akan semua orang
yang sependapat dengan saya, namun itu adalah hal biasa yang harus disikapi
dengan kepala dingin, karena itu bukanlah masalah yang perlu diperdebatkan,
betul? Beberapa aspek tersebut yakni,
<> GURU
“Guru adalah pahlawan tanpa tanda jasa”
Siapa yang tidak pernah mendengar kalimat di
atas? Pasti semuanya pernah. Tapi jujur, saya rasa kita butuh lebih dari itu.
Kita butuh guru yang jasanya selalu terkenang dan terpatri didalam hati.
Jasanya menjadi sangat terlihat dan terasa jelas dalam batin kita. Bukankah begitu?
Saya rasa guru adalah salah satu subjek yang sangat menentukan kesuksesan
pendidikan yang ada. Guru itu seharusnya mentransfer ilmu kepada muridnya bukan
hanya menyampaikan. Karena rasanya penyampaian ini ya tidak cukup sekali, tapi
berulang-ulang, supaya para murid bisa benar-benar memahami apa yang dimaksud
gurunya. Inilah yang saya maksudkan
kembangkan potensi anak |
Guru juga harus mendidik anak muridnya dengan pembentukan karakter atau bahasa islamnya akidah akhlaq. Menurut saya murid dengan akhlaq yang baik itu lebih baik daripada murid yang pintar. Jangan sampai ia hanya pintar saja tapi akhlaqnya buruk, jika seperti ini nanti kepintarannya hanya akan menjadi boomerang baginya. Bahaya kan? Dengan cara apapun sang guru mendidik anak muridnya, mau keras ataupun lemah lembut, tidak masalah asalkan sang murid jangan merasa down dengan guru itu. Maka tentu yang lebih baik adalah guru yang mampu mendidik muridnya dengan lemah lembut dan penuh kasih sayang, namun tetap bersikap tegas terhadap sang murid yang salah. Dan yang paling penting adalah guru memberi contoh yang baik dalam kehidupannya sehari-hari atau bisa disebut menjadi uswatun hasanah bagi para muridnya.
Menjadi guru itu adalah pekerjaan yang luar
biasa. Pekerjaannya setiap hari adalah memberi ilmu kepada orang lain. Jika
dilakukan dengan sepenuh hati, maka sang guru ini akan mendapat pahala yang
luar biasa besarnya. Saya sebagai murid akan merasa senang jika disapa oleh
guru. Dan kalau biasanya saya adalah orang yang tidak suka disuruh-suruh, berbeda
jika yang menyuruh saya adalah guru. Saya akan melaksanakannya dengan senang
hati. Jika disuruh oleh guru saya merasa menjadi murid yang bisa diandalkan.
Tapi di zaman modern ini, guru bukanlah menjadi
profesi yang disandang oleh sebagian orang yang kerjanya mengajar saja. Karena
faktanya, murid dapat belajar dari berbagai macam media. Baik itu media
elektronik maupun media cetak. Terlebih lagi internet yang dapat menjadi guru
dengan pengetahuan super luas bagi anak-anak sekolah. Namun, para murid harus
bisa membedakan antara yang baik dan yang buruk, atau bahasa islamnya antara
hak dan yang bathil. Karena, di internet ini banyak hal baiknya, namun hal-hal
negatifnya pun tidak sedikit. Maka, kita selaku murid pun harus berhati-hati
dalam berguru.
<> FASILITAS DAN LINGKUNGAN SEKOLAH
Bagaimana dengan sekolah kalian, apakah
fasilitasnya memadai?
Fasilitas ini akan sangat membantu siswa dalam
belajar tentunya. Fasilitas yang baik sangat mendukung siswa dalam belajar.
Saya rasa fasilitas seperti laboratorium-laboratorium itu harus ada. Seperti
lab. Komputer, fisika, bahasa, kimia, dan juga biologi. Dan yang namanya
sekolah dambaan, pasti kita ingin fasilitasnya benar-benar komplit. Yang jelas
lapangan olahraga itu harus ada, kalau perlu indoor. Baik itu lapangan futsal,
voli, basket, sepakbola, bulu tangkis, kalau perlu catur juga. Fasilitas berupa
tempat ibadah juga penting loh. Masjid contohnya, sebagai rumah ibadah umat
Islam masjid ini menjadi tempat yang akan sering dipakai. Mengapa? Karena umat
muslim itu harus shalat 5 kali sehari dalam 5 waktu. Kalau tidak ada masjid
atau mushalla mau shalat dimana umat muslim nantinya? Di kelas? tentu saja
tidak.
SMP Terpadu Al-Ma'shum Mardiyah |
Dan ini sebagai sunnahnya, rasanya di zaman
modern kita perlu layanan internet di sekolah, yang mungkin bisa didapat dengan
layanan Wi-Fi. Ini juga sangat bermanfaat bagi para murid, untuk menyerap
informasi-informasi yang mungkin tidak mereka dapatkan selama Kegiatan Belajar
Mengajar berlangsung. Selain itu dibutuhkan lingkungan yang bersih, asri, serta
sejuk untuk menjadi sekolah dambaan setiap orang. Dan kalau masalah lingkungan
saya sangat senang dengan lingkungan SMP saya yaitu SMP Terpadu Al-Ma’shum
Mardiyah yang memberikan suasana yang sangat kondusif. Tidak hanya bersih,
asri, dan sejuk, tapi juga akan lebih baik jika jauh dari kebisingan jalan
raya, sehingga tidak banyak terdengar suara-suara dari kendaraan bermotor yang
akan mengganggu konsentrasi belajar para murid.
<> HUBUNGAN GURU DAN ORANG TUA
Diibaratkan meja yang memiliki 4 kaki, kaki
pertama yayasan, kaki kedua guru-guru, kaki ketiga orang tua murid, dan kaki
keempat murid itu sendiri. Inilah filosofi yang kami pakai di sekolah. 1 kaki
saja tidak ada maka meja itu akan mudah jatuh. Maka, empat hal yang saling
berhubungan ini menjadi landasan bagi sekolah untuk menjalin hubungan baik
dengan orang tua dan juga dengan muridnya.
Hubungan guru dan orangtua harus baik. Untuk mewujudkan
hubungan yang baik ini harus adanya sikap saling pengertian dan memahami
diantara keduanya. Jangan sampai ada miss
understanding yang dapat merenggangkan hubungan mereka. Kalau hubungan
antara orang tua dan guru kurang baik, hal ini juga akan memberi efek kepada
anaknya. Mungkin si anak akan merasa tidak enak hati kepada gurunya walau
sebenarnya yang sedang ada masalah adalah orang tuanya. Tapi terkadang, yang
salah adalah anaknya yang menyulut kemarahan orang tuanya kepada gurunya. Maka
untuk mewujudkan hubungan baik antara guru dengan orang tua, semua yang
berperan harus menjaga diri dan tidak membuat masalah baik gurunya, orang tuanya,
begitu juga muridnya.
<> MATA PELAJARAN
“Mata Pelajaran di sekolah-sekolah itu jangan
banyak-banyak. Kasihan muridnya!”
Begitulah menurut saya. Rasanya untuk membentuk
sekolah dambaan itu perlu adanya pelajaran yang sesuai dengan bakat dan potensi
siswa. Tidak perlu banyak, jika sedikit dan sesuai dengan bakat siswa, pasti
bakat sang siswa ini akan berkembang dengan cepat dan sang siswa pun tidak akan
merasa terbebani. Namun, ada pelajaran yang saya rasa wajib di sekolah, yaitu
tentang pembentukan karakter (character building) atau dalam bahasa Islamnya
Pelajaran akidah akhlaq. Selain pembentukan akhlaq, belajar agama, dan bahasa
juga dirasa penting di sekolah.
Dengan
pelajaran agama, jiwa kita ini akan terbentengi dengan kekuatan IMTAQ
(Iman dan Taqwa), karena didunia ni tidak hanya mengejar IPTEK (Ilmu
Pengetahuan dan Teknologi). Di dunia ini kan hanya sementara, yang kekal nanti
di akhirat. Maka, sudah barang tentu kita harus mempersiapkan kehidupan kita
nanti yang kekal abadi. Tidak cukup sampai disitu, mengapa belajar bahasa saya
sebut penting? Belajar bahasa itu penting, baik itu bahasa inggris, ataupun
Indonesia. Kalau Inggris sih gak usah ditanya lagi kenapa. Jelas-jelas itu kan
Bahasa Internasional, supaya kita bisa bergaul di dunia Internasional gak di dalam
negeri aja. Kalau bahasa Indonesia kan bahasa nasional kita semua. Bagaimana
kita bisa menjadi warga negsra yang baik
kalau bahasa nasional nya aja belum bisa? Jangan harap! Jadi ya, seperti yang
disebutkan barusan hanya perlu pelajaran yang sesuai potensi, pembentukan
karakter, agama, serta bahasa. Sedikit tapi saling melengkapi.
<> HUBUNGAN ANTAR SISWA
Wah… Ini faktor yang sangat penting! Karena
hampir seharian kita akan bersama teman-teman kita, belum lagi ketika mengikuti
ekstrakulikuler tambah deh waktu kita bersama teman-teman. Untuk menjadi
sekolah dambaan orang-orang, sekolah harus memiliki siswa yang saling tolong
menolong dalam kebaikan dan ketaqwaan. Firman Allah,”Wata’aawanuu ‘ala al-birri wa at-taqwa wala ta’aawanuu ala al-itsmi wa
al-udwan.” Artinya “Saling tolong-menolonglah kalian dalam kebaikan dan
ketaqwaan dan janganlah kalian saling tolongmenolong dalam dosa dan permusuhan.
Seperti Al-Qur’an tidak hanya tolong menolong dalam kebaikan, tapi juga saling
mengingatkan dalam keburukan dan permusuhan. Sehingga tidak ada yang saling
bermusuhan di sekolah.
Dan supaya kehidupan antar siswa di sekolah lebih
harmonis, saya menginginkan adanya sikap saling menyapa atau mengucapkan salam,
tidak hanya antar siswa tapi dengan orang yang tidak dikenal pun tetap menyapa.
Hal ini akan menimbulkan kesan bahwa semua murid yang ada itu ramah. Selain itu
para siswa juga harus saling pengertian. Jangan sampai satu masalah sepele
dipermasalahkan sampai ke ujungnya, paling juga hanya miss understanding kan? Sehingga setiap masalah dapat diselesaikan
dengan mudah.
<> BENTUK UJIAN KELULUSAN
Untuk lulus saya kira perlu adanya UN. Tapi,
fungsi UN ini bukan sebagai syarat seorang siswa untuk lulus, hanya untuk
menjadi tolak ukur, sejauh manakah pendidikan di sekolah ini berjalan dengan
baik. Dan menjadi bahan evaluasi bagi guru yang bersangkutan dengan mata pelajaran
yang diujikan. Dengan ini sebenarnya, para siswa tidak perlu pusing-pusing
memikirkan UN. Meski begitu, mereka
dituntuk untuk tetap melakukan
aktifitasnya sebagai siswa, dengan tidak menjadikan UN sebagai sebuah beban.
Tapi, saya rasa UN saja tidak cukup. Supaya lebih
tahu sejauh mana kemajuan peserta didik, diperlukan adanya ujian lisan yang
menentukan sukses tidaknya pendidikan yang telah diberikan sekolah sejauh ini. Karena
telah diberi fasilitas, lingkungan, guru, dan mata pelajaran yang luar biasa
bagus, seorang siswa harus menunjukkan bahwa ia telah mampu mengimbangi apa
yang telah diberikan kepadanya selama bersekolah di sekolah dambaan yang apa
yang ada di sekolah itu bisa disebut komplit/lengkap. Mengapa ujian lisan?
Karena kalau ujian lisan itu, tidak akan ada murid yang curang termasuk mencontek.
Karena di sekolah saya itu ada ujian lisan, dan saya merasa nyaman dengan
adanya ujian lisan ini maka saya masukkan ujian lisan ini dalam aspek-aspek
yang termasuk untuk menjadikan sekolah menjadi sekolah dambaanku. Dari UN dan
Ujian Lisan inilah siapa yang nantinya menjadi lulusan terbaik akan ditentukan.
<> HARAPAN UNTUK PENDIDIKAN INDONESIA KE
DEPAN
Harapan saya tentu ingin pendidikan di Indonesia
ini lebih maju. Dan untuk mewujudkannya saya yakin yang dibutuhkan adalah
masyarakat yang harus lebih dewasa, dan lebih peduli dengan pendidikan. Yang
saya maksud lebih dewasa adalah masyarakatnya harus bisa menentukan mana yang
baik dan mana yang buruk. Untuk selanjutnya, mereka aplikasikan apa yang mereka
sebut baik. Jangan sampai, yang baik buruknya saja sudah tidak tau, apalagi
yang harus mereka aplikasikan, mungkin lebih tidak tahu lagi. Dan tentu akan
membawa keburukan yang dampaknya bukan hanya kepada mereka sendiri tapi juga
kepada orang-orang di sekitarnya.
Dan yang saya maksudkan dengan lebih peduli ialah
masyarakat lebih peduli terhadap maju-mundurnya pendidikan di Indonesia. Dan
semua pasti ingin pendidikan ini menjadi lebih maju. Kenyataannya, belum
semuanya peduli akan pendidikan, baik aparat pemerintahnya, rakyat biasa,
bahkan peserta didiknya. Ada saja aparat pemerintah yang mencontohkan hal yang
tidak baik, yang akan ikut berdampak terhadap peserta didik yang mengetahuinya.
Ada juga rakyat biasa yang juga adalah orang tua seorang anak yang tidak mau
menyekolahkan anaknya. Padahal, biaya sekolah untuk anak seusia anaknya itu
sudah digratiskan oleh pemerintah. Bukan tidak mungkin ini adalah perangkap
setan karena pelakunya juga bisa disebut dengan kufur ni’mat. Atau
ketidakpedulian peserta didik, seperti tidak masuk sekolah (bolos
sekolah), atau yang lebih parah lagi
memakan biaya sekolah yang dititipkan oleh orangtuanya. Sudah tidak dapat
dipungkiri lagi yang kita butuhkan saat ini adalah kesadaran dan kepedulian
masyarakat Indonesia akan pentingnya pendidikan yang merupakan suatu proses
dari ketidak tahuan seseorang agar menjadi tahu dan tidak buta akan dunia yang
akan dan sedang ia hadapi.
Komentar
Posting Komentar