Dialog Ini Seperti Papan Catur
Aku minta maaf
Jika dialog denganmu kulakukan seperti seorang bermain catur
Iya ini betulan
Rasanya seperti aku memancingmu untuk memakan bidak caturku
Untuk dapat kuambil bishop-mu
Setiap gerakanku atau tidak bergeraknya bidakku,
Aku lakukan dengan membaca kemungkinan gerakanmu selanjutnya
Pun setiap gerakanmu,
Aku baca sebagai suatu pancingan yang tidak selalu kumakan
Saat ini keadaan sedang imbang
Formasi bidak kita sudah sama-sama terbuka
Tapi tidak ada yang berani mengambil langkah skak
Belum aku, tidak juga engkau
Entah apa yang kita tunggu
Permainan catur ini sendiri hanya asumsi-asumsi ku yang berteriak dan memenuhi isi kepala dan akhirnya tumpah mengotori kertas puisiku
Serpong, atas kasurku sebelum terlelap 24 Juni 2021
Komentar
Posting Komentar